NAMA : CHRONIKA
SIMATUPANG
KELAS : TELKOMIL D4#4
NOSIS : 20190421-E
PERCOBAAN
17
MEMBUAT APLIKASI BOZZER DAN LED BERBASIS ATMEGA
8535
1.
TUJUAN :
AGAR BAMASIS MAMPU MEMBUAT
APLIKASI BOZZER DAN LED BERBASIS ATMEGA 8535
2.
ALAT DAN BAHAN :
A. ATMEGA 8535
B. LED
C. PROTEUS
3.
TEORI :
A.
JELASKAN TENTANG
ATMEGA 8535.
PENGENALAN ATMEGA 8535
Mikrokontroller
merupakan contoh suatu sistem komputer sederhana yang masuk dalam kategori
embedded komputer. Di dalam sebuah mikrokontroller terdapat komponen-komponen
seperti: processor, memory, clock, peripheral I/O, dll. Mikrokontroller
memiliki kemampuan manipulasi data (informasi) berdasarkan suatu urutan
instruksi (program) yang dibuat oleh programmer. Mikrokontroller adalah piranti
elektronik yang dikemas dalam bentuk sebuah IC (Integrated Circuit) tunggal,
sebagai bagian utama dan beberapa peripheral lain yang harus ditambahkan,
seperti kristal dan kapasitor.
Mikrokontroller
AVR memiliki arsitektur RISC 8 Bit, sehingga semua instruksi dikemas dalam kode
16-bit (16-bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus
instruksi clock. Bandingkan dengan instruksi keluarga MCS-51 (arsitektur CISC)
yang membutuhkan siklus 12 clock. RISC adalah Reduced Instruction Set Computing
sedangkan CISC adalah Complex Instruction Set Computing.
AVR dikelompokkan kedalam 4 kelas, yaitu ATtiny, keluarga AT90Sxx,
keluarga ATmega, dan keluarga AT86RFxx. Dari kesemua kelas yang membedakan satu
sama lain adalah ukuran onboard memori, on-board peripheral dan fungsinya.
Dipilih Atmega8535 karena populasi yang banyak, sehingga ketersediaan komponen
dan referensi penunjang lebih terjamin.
Tabel
Perbandingan Spesifikasi dan Fitur keluarga AVR
Keterangan:
• Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya
diisi dengan program hasil perencanaan, yang harus dijalankan oleh
mikrokontroler
• RAM (Random Acces Memory) merupakan memori yang membantu
CPU untuk penyimpanan data sementara dan pengolahan data ketika program sedang
running
• EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only
Memory) adalah memori untuk penyimpanan data secara permanen oleh program yang
sedang running
• Port I/O adalah kaki untuk jalur keluar atau masuk sinyal
sebagai hasil keluaran ataupun masukan bagi program
• Timer adalah modul dalam hardware yang bekerja untuk
menghitung waktu/pulsa
• UART (Universal Asynchronous Receive Transmit) adalah jalur
komunikasi data khusus secara serial asynchronous
• PWM (Pulse Width Modulation) adalah fasilitas untuk membuat
modulasi pulsa
• ADC (Analog to Digital Converter) adalah fasilitas untuk
dapat menerima sinyal analog dalam range tertentu untuk kemudian dikonversi
menjadi suatu nilai digital dalam range tertentu
• SPI (Serial Peripheral Interface) adalah jalur komunikasi
data khusus secara serial secara serial synchronous
• ISP (In System Programming) adalah kemampuan khusus
mikrokontroler untuk dapat diprogram langsung dalam sistem rangkaiannya dengan
membutuhkan jumlah pin yang minimal
Arsitektur ATmega8535
• Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D
• ADC 10 bit sebanyak 8 Channel
• Tiga buah timer / counter
• 32 register
• Watchdog Timer dengan oscilator internal
• SRAM sebanyak 512 byte
• Memori Flash sebesar 8 kb
• Sumber Interrupt internal dan eksternal
• Port SPI (Serial Peripheral Interface)
• EEPROM on board sebanyak 512 byte
• Komparator analog
• Port USART (Universal Shynchronous Ashynchronous Receiver Transmitter)
Fitur ATmega8535
• Sistem processor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.
• Ukuran memory flash 8KB, SRAM sebesar 512 byte, EEPROM sebesar 512 byte.
• ADC internal dengan resolusi 10 bit sebanyak 8 channel
• Port komunikasi serial USART dengan kecepatan maksimal 2.5 Mbps
• Mode Sleep untuk penghematan penggunaan daya listrik
Konfigurasi pin ATmega8535
• VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catudaya
• GND merupakan pin Ground
• Port A (PA0...PA7) merupakan pin I/O dan pin masukan ADC
• Port B (PB0...PB7) merupakan pin I/O dan pin yang mempunyai fungsi khusus yaitu Timer/Counter, komparator Analog dan SPI
• Port C (PC0...PC7) merupakan port I/O dan pin yang
mempunyai fungsi khusus, yaitu komparator analog dan Timer Oscillator
• Port D (PD0...PD1) merupakan port I/O dan pin fungsi khusus
yaitu komparator analog dan interrupt eksternal serta komunikasi serial
• RESET
merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler
• XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal
• AVCC merupakan pin masukan untuk suplai tegangan ADC
• AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk ADC
• XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal
• AVCC merupakan pin masukan untuk suplai tegangan ADC
• AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk ADC
Pin-out ATmega8535
Peta Memory ATmega8535
ATmega8535 memiliki ruang pengalamatan memori data dan memori
program yang terpisah. Memori data terbagi menjadi 3 bagian yaitu : 32 buah
register umum, 64 buah register I.O, dan 512 byte SRAM internal. Register untuk
keperluan umum menempati space data pada alamat terbawah yaitu $00 sampai $1F.
Sementara itu register khusus untuk menangani I/O dan kontrol terhadap
mikrokontroler menempati 64 alamat berikutnya, yaitu mulai dari $20 sampai $5F.
Register tersebut merupakan register yang khusus digunakan untuk mengatur
fungsi terhadap berbagai peripheral mikrokontroler, seperti kontrol register,
timer/counter, fungsi fungsi I/O, dan sebagainya. Register khusus alamat memori
secara lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah. Alamat memori berikutnya
digunakan untuk SRAM 512 byte, yaitu pada lokasi $60 sampai dengan $25F.
Peta Memori Data ATmega8535
Memori program yang terletak pada Flash Perom tersusun dalam
word atau 2 byte karena setiap instruksi memiliki lebar 16-bit atau 32bit. AVR
ATmega8535 memiliki 4KByte x 16 Bit Flash Perom dengan alamat mulai dari $000
sampai $FFF. AVR tersebut memiliki 12 bit Program Counter (PC) sehingga mampu
mengalamati isi Flash.
Memori Program
AVR ATmega8535
Selain itu AVR ATmega8535 juga memilki memori data berupa
EEPROM 8-bit sebanyak 512 byte. Alamat EEPROM dimulai dari $000 sampai $1FF.
Status Register
Status register adalah register berisi status yang dihasilkan
pada setiap operasi yang dilakukan ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG
merupakan bagian dari inti CPU mikrokontroler.
Status Register ATmega8535
Penjelasan
• Bit7 >>> I (Global Interrupt Enable), Bit harus di
Set untuk mengenable semua jenis interupsi.
• Bit6 >>> T (Bit Copy Storage), Instruksi BLD dan
BST menggunakan bit T sebagai sumber atau tujuan dalam operasi bit. Suatu bit
dalam sebuah register GPR dapat disalin ke bit T menggunakan instruksi BST, dan
sebaliknya bit T dapat disalin kembali ke suatu bit dalam register GPR dengan
menggunakan instruksi BLD.
• Bi5 >>> H (Half Cary Flag)
• Bit4 >>> S (Sign Bit) merupakan hasil operasi EOR
antara flag -N (negatif) dan flag V (komplemen dua overflow).
• Bit3 >>> V (Two's Component Overflow Flag) Bit ini
berfungsi untuk mendukung operasi matematis.
• Bit2 >>> N (Negative Flag) Flag N akan menjadi
Set, jika suatu operasi matematis menghasilkan bilangan negatif.
• Bit1 >>> Z (Zero Flag) Bit ini akan menjadi Set
apabila hasil operasi matematis menghasilkan bilangan 0.
• Bit0 >>> C (Cary Flag) Bit ini akan menjadi set
apabila suatu operasi menghasilkan carry.
SISTEM MINIMUM ATmega8535
Sistem minimum (minsys) mikrokontroler adalah rangkaian elektronik minimum yang diperlukan untuk beroperasinya IC mikrokontroler. Rangkaian ini kemudian bisa dihubungkan dengan rangkaian lain untuk menjalankan fungsi tertentu.
Sistem
Minimum Atmega8535
Untuk membuat rangkaian minimum ATmega8535 diperlukan beberapa komponen yaitu:
• IC mikrokontroler ATmega8535
• 1 XTAL 4 MHz atau 8 MHz atau 11.0592 MHz (XTAL1)
• 3 kapasitor kertas yaitu dua 22 pF (C2 dan C3) serta 100 nF (C4)
• 1 kapasitor elektrolit 4.7 uF (C12) 2 resistor yaitu 100 ohm (R1) dan 10 Kohm (R3)
• 1 tombol reset pushbutton (PB1)
Selain itu tentunya diperlukan power suply yang bisa memberikan tegangan 5V DC. Rangkaian sistem minimum ini sudah siap untuk menerima sinyal analog (fasilitas ADC) di port A.
Untuk membuat rangkaian minimum ATmega8535 diperlukan beberapa komponen yaitu:
• IC mikrokontroler ATmega8535
• 1 XTAL 4 MHz atau 8 MHz atau 11.0592 MHz (XTAL1)
• 3 kapasitor kertas yaitu dua 22 pF (C2 dan C3) serta 100 nF (C4)
• 1 kapasitor elektrolit 4.7 uF (C12) 2 resistor yaitu 100 ohm (R1) dan 10 Kohm (R3)
• 1 tombol reset pushbutton (PB1)
Selain itu tentunya diperlukan power suply yang bisa memberikan tegangan 5V DC. Rangkaian sistem minimum ini sudah siap untuk menerima sinyal analog (fasilitas ADC) di port A.
B JELASKAN
TENTANG LED.
Pengertian LED (Light Emitting Diode) dan Cara Kerjanya
Pengertian LED (Light Emitting
Diode) dan Cara Kerjanya – Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah
komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika
diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan
semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada
jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan
sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai
pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.
Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola
lampu) yang kecil dan dapat dipasangkan dengan mudah ke dalam berbagai
perangkat elektronika. Berbeda dengan Lampu Pijar, LED tidak memerlukan
pembakaran filamen sehingga tidak menimbulkan panas dalam menghasilkan cahaya.
Oleh karena itu, saat ini LED (Light Emitting Diode) yang bentuknya kecil
telah banyak digunakan sebagai lampu penerang dalam LCD TV yang mengganti lampu
tube.
Simbol dan Bentuk LED (Light Emitting Diode)
Cara Kerja
LED (Light Emitting Diode)
Seperti dikatakan sebelumnya, LED merupakan
keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir
sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub
Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju
(bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang
di doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses
doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian
(impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik
kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward
yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type
material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah
yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole
akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).
LED atau Light Emitting Diode yang memancarkan
cahaya ketika dialiri tegangan maju ini juga dapat digolongkan sebagai
Transduser yang dapat mengubah Energi Listrik menjadi Energi Cahaya.
Cara Mengetahui Polaritas LED
Untuk mengetahui polaritas terminal Anoda (+)
dan Katoda (-) pada LED. Kita dapat melihatnya secara fisik berdasarkan gambar
diatas. Ciri-ciri Terminal Anoda pada LED adalah kaki yang lebih panjang dan
juga Lead Frame yang lebih kecil. Sedangkan ciri-ciri Terminal Katoda adalah
Kaki yang lebih pendek dengan Lead Frame yang besar serta terletak di sisi yang
Flat.
Warna-warna
LED (Light Emitting Diode)
Saat ini, LED telah memiliki beranekaragam
warna, diantaranya seperti warna merah, kuning, biru, putih, hijau, jingga dan
infra merah. Keanekaragaman Warna pada LED tersebut tergantung pada wavelength
(panjang gelombang) dan senyawa semikonduktor yang dipergunakannya. Berikut ini
adalah Tabel Senyawa Semikonduktor yang digunakan untuk menghasilkan variasi
warna pada LED :
Bahan Semikonduktor
|
Wavelength
|
Warna
|
Gallium Arsenide (GaAs)
|
850-940nm
|
Infra Merah
|
Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP)
|
630-660nm
|
Merah
|
Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP)
|
605-620nm
|
Jingga
|
Gallium Arsenide Phosphide Nitride (GaAsP:N)
|
585-595nm
|
Kuning
|
Aluminium Gallium Phosphide (AlGaP)
|
550-570nm
|
Hijau
|
Silicon Carbide (SiC)
|
430-505nm
|
Biru
|
Gallium Indium Nitride (GaInN)
|
450nm
|
Putih
|
Tegangan
Maju (Forward Bias) LED
Masing-masing Warna LED (Light Emitting Diode)
memerlukan tegangan maju (Forward Bias) untuk dapat menyalakannya. Tegangan
Maju untuk LED tersebut tergolong rendah sehingga memerlukan sebuah Resistor
untuk membatasi Arus dan Tegangannya agar tidak merusak LED yang bersangkutan.
Tegangan Maju biasanya dilambangkan dengan tanda VF.
Warna
|
Tegangan Maju @20mA
|
Infra Merah
|
1,2V
|
Merah
|
1,8V
|
Jingga
|
2,0V
|
Kuning
|
2,2V
|
Hijau
|
3,5V
|
Biru
|
3,6V
|
Putih
|
4,0V
|
Kegunaan
LED dalam Kehidupan sehari-hari
Teknologi LED memiliki berbagai kelebihan
seperti tidak menimbulkan panas, tahan lama, tidak mengandung bahan berbahaya
seperti merkuri, dan hemat listrik serta bentuknya yang kecil ini semakin
popular dalam bidang teknologi pencahayaan. Berbagai produk yang memerlukan
cahaya pun mengadopsi teknologi Light Emitting Diode (LED) ini. Berikut ini
beberapa pengaplikasiannya LED dalam kehidupan sehari-hari.
- Lampu Penerangan Rumah
- Lampu Penerangan Jalan
- Papan Iklan (Advertising)
- Backlight LCD (TV, Display Handphone, Monitor)
- Lampu Dekorasi Interior maupun Exterior
- Lampu Indikator
Pemancar Infra Merah pada Remote Control (TV, AC, AV Player)
C. JELASKAN
TENTANG BUZZER.
Pengertian Buzzer dan Cara
Kerjanya
Buzzer Listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah
sinyal listrik menjadi getaran suara. Pada umumnya, Buzzer yang merupakan
sebuah perangkat audio ini sering digunakan pada rangkaian anti-maling, Alarm
pada Jam Tangan, Bel Rumah, peringatan mundur pada Truk dan perangkat
peringatan bahaya lainnya. Jenis Buzzer yang sering ditemukan dan digunakan
adalah Buzzer yang berjenis Piezoelectric, hal ini dikarenakan Buzzer
Piezoelectric memiliki berbagai kelebihan seperti lebih murah, relatif lebih
ringan dan lebih mudah dalam menggabungkannya ke Rangkaian Elektronika lainnya.
Buzzer yang termasuk dalam keluarga Transduser ini juga sering disebut dengan
Beeper.
Cara Kerja Buzzer
Seperti namanya,
Piezoelectric Buzzer adalah jenis Buzzer yang menggunakan efek Piezoelectric
untuk menghasilkan suara atau bunyinya. Tegangan listrik yang diberikan ke
bahan Piezoelectric akan menyebabkan gerakan mekanis, gerakan tersebut kemudian
diubah menjadi suara atau bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia dengan
menggunakan diafragma dan resonator.
Berikut ini adalah gambar bentuk dan struktur dasar dari sebuah
Piezoelectric Buzzer.
Jika dibandingkan dengan
Speaker, Piezo Buzzer relatif lebih mudah untuk digerakan. Sebagai contoh,
Piezo Buzzer dapat digerakan hanya dengan menggunakan output langsung dari
sebuah IC TTL, hal ini sangat berbeda dengan Speaker yang harus menggunakan
penguat khusus untuk menggerakan Speaker agar mendapatkan intensitas suara yang
dapat didengar oleh manusia.
Piezo Buzzer dapat bekerja
dengan baik dalam menghasilkan frekuensi di kisaran 1 – 5 kHz hingga 100 kHz
untuk aplikasi Ultrasound. Tegangan Operasional Piezoelectric Buzzer yang umum
biasanya berkisar diantara 3Volt hingga 12 Volt.
4. LANGKAH-LANGKAH
PERCOBAAN
BUAT
RANGKAIAN SEPERTI DIBAWAH INI MENGGUNAKAN PROTEUS.
5.
ANALISA
Pada percobaan pertama “MEMBUAT APLIKASI BOZZER DAN
LED BERBASIS ATMEGA 8535”
6. KESIMPULAN
DAN SARAN.
a. Pada percobaan “MEMBUAT APLIKASI BOZZER DAN LED BERBASIS
ATMEGA 8535” diatas jumlah frekuensi sangat mempengaruhi kecepatan
dan cut off led.